scoreup.id – Luis Milla Aspas, seorang pelatih sepak bola asal Spanyol, adalah sosok yang memiliki pengaruh besar di kancah sepak bola Indonesia, khususnya setelah menjadi pelatih Tim Nasional Indonesia dan kemudian melatih Persib Bandung. Dikenal sebagai pelatih yang disiplin dengan strategi yang matang, Milla berhasil membawa gaya permainan Eropa ke Indonesia. Namun, perjalanan kariernya di Indonesia tidak selalu berjalan mulus, terutama terkait dengan kontroversi di akhir kariernya di Persib Bandung pada tahun 2024.
Baca Juga: Wisata Pulau Pasar: Keindahan Tersembunyi di Kepulauan Seribu
Table of Contents
ToggleAwal Karier Luis Milla
Luis Milla memulai kariernya sebagai pemain sepak bola profesional di Spanyol. Ia lahir pada 12 Maret 1966 di Teruel, Spanyol, dan selama karier bermainnya, ia dikenal sebagai gelandang bertahan yang andal. Milla bermain untuk beberapa klub besar Spanyol, seperti Barcelona, Real Madrid, dan Valencia.
Selama di Barcelona, ia bermain di bawah asuhan Johan Cruyff, yang memengaruhi gaya kepelatihannya di kemudian hari. Milla mencicipi beberapa gelar domestik bersama Barcelona, termasuk La Liga dan Copa del Rey. Setelah itu, ia pindah ke Real Madrid dan Valencia, di mana ia terus bermain di level tinggi.
Baca Juga: Delegasi dalam Pekerjaan: Memahami Pentingnya dan Cara Efektifnya
Karier Kepelatihan
Setelah pensiun sebagai pemain, Milla mengalihkan fokusnya ke dunia kepelatihan. Ia memulai karier kepelatihannya di tim-tim junior Spanyol dan kemudian melatih tim nasional Spanyol U-19 dan U-21. Puncak dari kariernya di timnas junior Spanyol adalah saat ia membawa tim U-21 meraih gelar Kejuaraan Eropa U-21 UEFA 2011. Gaya kepelatihan Milla yang menekankan penguasaan bola dan permainan taktis mendapat banyak pujian, dan reputasinya sebagai pelatih muda yang sukses pun semakin meningkat.
Baca Juga: Bisnis Bengkel: Peluang dan Tantangan
Karier di Timnas Indonesia
Pada awal 2017, PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) menunjuk Luis Milla sebagai pelatih kepala Tim Nasional Indonesia. Penunjukan ini merupakan bagian dari strategi PSSI untuk membawa pelatih berpengalaman internasional guna meningkatkan prestasi timnas.
Di bawah asuhan Milla, Timnas Indonesia mengalami perubahan signifikan dalam gaya permainan. Milla mengimplementasikan filosofi permainan ala Spanyol yang menekankan penguasaan bola, kerja sama tim, dan organisasi pertahanan yang kuat. Dalam turnamen seperti SEA Games 2017 dan Asian Games 2018, meski tidak meraih gelar juara, Indonesia menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Di Asian Games 2018, Indonesia berhasil mencapai babak 16 besar, hasil yang cukup memuaskan.
Namun, masa bakti Milla di Timnas Indonesia tidak bertahan lama. Pada Oktober 2018, kontrak Milla tidak diperpanjang oleh PSSI karena hasil yang dianggap kurang memuaskan dan kendala finansial. Keputusan ini sempat menuai protes dari para penggemar sepak bola Indonesia yang menghargai perubahan positif yang telah dibawa Milla.
Baca Juga: Preventing Dark Skin: Effective Strategies for Healthy Skin
Karier di Persib Bandung
Pada musim 2022/2023, Luis Milla kembali ke Indonesia setelah ditunjuk sebagai pelatih Persib Bandung, salah satu klub sepak bola terbesar di Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, Persib mengalami peningkatan performa yang signifikan. Persib yang sebelumnya kesulitan bersaing di papan atas Liga 1, mulai menunjukkan konsistensi permainan dan hasil yang positif.
Milla membawa perubahan dalam taktik dan pendekatan permainan Persib. Ia menekankan pentingnya penguasaan bola dan disiplin taktis, mirip dengan filosofi yang ia terapkan di Timnas Indonesia. Pada musim debutnya, Persib berada di jalur untuk bersaing memperebutkan gelar juara, namun hasil akhir musim belum memberikan gelar bagi tim tersebut.
Kontroversi Pengunduran Diri dari Persib
Pada pertengahan musim 2023/2024, kabar mengejutkan muncul ketika Luis Milla tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pelatih Persib Bandung. Pengunduran diri ini memicu berbagai spekulasi, termasuk dugaan ketidakcocokan antara Milla dan manajemen klub.
Menurut laporan, Milla dikabarkan meninggalkan Persib tanpa adanya diskusi atau kesepakatan bersama dengan manajemen klub. Hal ini menyebabkan pihak Persib mengambil langkah hukum dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga Internasional (CAS), menuduh Milla melakukan pelanggaran kontrak(
). Persib menuntut kompensasi atas sisa kontrak yang tidak dipenuhi oleh Milla, dan proses hukum ini masih berlangsung hingga saat ini.
Gaya Kepelatihan dan Filosofi
Luis Milla dikenal dengan gaya kepelatihan yang menekankan pada penguasaan bola dan permainan kolektif. Filosofi ini banyak dipengaruhi oleh pengalamannya bermain di bawah Johan Cruyff di Barcelona, di mana permainan cepat dan terorganisir menjadi fondasi dari taktiknya. Selain itu, Milla juga sangat fokus pada pengembangan pemain muda, hal yang terlihat selama ia menangani Timnas Spanyol U-21 dan Timnas Indonesia.
Di Persib, Milla berhasil membangun struktur tim yang solid, dengan taktik yang lebih modern dibandingkan dengan kebanyakan pelatih lokal. Di bawah arahannya, para pemain Persib mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang permainan taktis, sehingga mampu bersaing lebih kompetitif di Liga 1.
Masa Depan Luis Milla
Setelah pengunduran dirinya dari Persib dan proses hukum yang sedang berlangsung, belum jelas apa langkah selanjutnya bagi Luis Milla. Namun, dengan reputasinya yang kuat dan pengalaman yang luas di dunia sepak bola, baik di Eropa maupun Asia, tidak menutup kemungkinan Milla akan kembali melatih di tingkat klub atau tim nasional.
Milla memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas tim yang ia tangani, dan klub mana pun yang beruntung mendapatkannya di masa depan, kemungkinan besar akan mendapatkan pelatih yang berpengalaman, disiplin, dan memiliki pendekatan taktis yang mendalam. Pertanyaan yang tersisa adalah di mana Milla akan melanjutkan kariernya setelah penyelesaian masalah kontrak dengan Persib.
Kesimpulan
Luis Milla adalah pelatih dengan reputasi global yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi sepak bola Indonesia, baik melalui Timnas maupun Persib Bandung. Meskipun ia menghadapi kontroversi terkait pengunduran dirinya dari Persib, warisan yang ia tinggalkan dalam hal filosofi sepak bola modern akan terus diingat oleh para pemain dan penggemar di Indonesia. Masa depannya sebagai pelatih masih terbuka lebar, dan sepak bola Indonesia akan selalu menjadi bagian penting dari perjalanan kariernya.